Ketika haus, beberapa orang mungkin lebih menginginkan minuman dingin berasa daripada air putih saja. Atau ketika tidak ada air yang bisa atau boleh diminum, menelan air liur sendiri mungkin jadi pertolongan pertama.
Dr Len Horovitz, internis dari Lenox Hill Hospital di New York City mengatakan bahwa yang membedakan air putih biasa dengan minuman (larutan) lain atau air liur kita adalah konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi pada air liur.
"Meski air liur mengandung 98 persen air, air liur adalah cairan yang sangat terkonsentrasi dengan protein dan enzim, dibandingkan air putih biasa," kata Horovitz seperti dikutip dari Livescience, Selasa (12/4/2016).
Air putih segar lebih sedikit konsentrasi garam atau larutan lainnya daripada cairan di dalam tubuh. Dengan hukum osmosis, air putih segar akan tertarik ke daerah di mana ada cairan dengan konsentrasi lebih tinggi. Dengan demikian, tubuh Anda akan merasa segar lebih cepat.
Sementara itu, Horovitz menjelaskan, jika yang diminum adalah cairan dengan konsentrasi larutan tinggi atau air liur, cairan tubuh sebaliknya akan tertarik ke arah cairan tersebut dan meninggalkan sel-sel yang membutuhkan, sehingga tubuh akan dehidrasi dan Anda akan semakin haus.
“Ketika seseorang alami dehidrasi parah, larutan garam atau minuman berelektrolit adalah yang terbaik,” kata Horovitz. Ini karena cairan tersebut memiliki konsentrasi yang sama dengan cairan tubuh, sehingga akan diserap perlahan oleh sel-sel tubuh.
Air murni dalam kondisi dehidrasi parah tidak bagus karena konsentrasinya yang lebih rendah membuat sangat mudah terserap. Hal ini berisiko membuat sel-sel tubuh akan membesar dengan sangat cepat dan bisa membuatnya pecah.
Dikutip dari www.okezone.com
Baca juga Rokok Dapat Menghentikan Kesuburan
0 komentar:
Posting Komentar