Kita semua melakukannya, dan kita semua tahu bahwa menguap terkait dengan seberapa lelah yang kita rasakan.
Adapula teori yang mengatakan bahwa menguap meningkat seiring dengan rasa bosan. Berdasarkan sebuah studi tahun 1986, mahasiswa menguap lebih sering ketika ditampilkan pola warna, daripada ketika ditunjukkan video rock berdurasi 30-menit.
Ternyata, itu tidak benar-benar reaksi yang aneh. Robert Provine, seorang profesor psikologi dan neuroscience di Unversity of Maryland mengatakan bahwa reaksi manusiawi lainnya juga dapat menular. Coba ingat-ingat kapan terakhir kali Anda menyaksikan seseorang tertawa..?
Sejumlah penelitian telah dilakukan terkait gerakan menguap terhadap empati.
"Menguap menjadi lebih dari sebuah fenomena sosial dari fenomena fisiologis,"kata Decker
- Ada Banyak Teori, Tapi Sedikit Bukti
Adapula teori yang mengatakan bahwa menguap meningkat seiring dengan rasa bosan. Berdasarkan sebuah studi tahun 1986, mahasiswa menguap lebih sering ketika ditampilkan pola warna, daripada ketika ditunjukkan video rock berdurasi 30-menit.
- Menguap Mungkin Tanda Suatu Penyakit
- Rata-rata Menguap Berlangsung Selama 6 Detik
- Menguap Itu Menular
Ternyata, itu tidak benar-benar reaksi yang aneh. Robert Provine, seorang profesor psikologi dan neuroscience di Unversity of Maryland mengatakan bahwa reaksi manusiawi lainnya juga dapat menular. Coba ingat-ingat kapan terakhir kali Anda menyaksikan seseorang tertawa..?
Sejumlah penelitian telah dilakukan terkait gerakan menguap terhadap empati.
"Menguap menjadi lebih dari sebuah fenomena sosial dari fenomena fisiologis,"kata Decker
- Menguap lebih cenderung menular antara sahabat
- Bahkan janin dapat menguap
Baca juga Kebiasaan Yang Membuat Anda Gemuk
0 komentar:
Posting Komentar